Mencari Landasan Ritual Salat dalam Alquran

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Maaf, terjemahan yang Anda jadikan landasan adalah terjemahan yang menipu.

Dalam 17.78 tertulis alfajri bukan Subuh .

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Subuh adalah kata Arab dan di dalam Alquran ada beberapa kata Subuh, misalnya dalam ayat yang menjelaskan bahwa laknat atas kaum Luth ditimpakan pada waktu Subuh.

Jadi tidak benar menerjemahkan alfajri dengan subuh .

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Maaf, terjemahan yang Anda jadikan landasan adalah terjemahan yang menipu.

Dalam 17.78 tertulis alfajri bukan Subuh .

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Subuh adalah kata Arab dan di dalam Alquran ada beberapa kata Subuh, misalnya dalam ayat yang menjelaskan bahwa laknat atas kaum Luth ditimpakan pada waktu Subuh.

Jadi tidak benar menerjemahkan alfajri dengan subuh .

BAGI SAUDARA YANG MENOLAK HADIS MUNGKIN IA KELIHATAN MENIPU...

Tepatnya berpegang kepada petunjuk Allah dalam Alquran.

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Transliterasi ayat tersebut:

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Perintah dalam 17.78 tertulis Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli,

artinya

salat diperintahkan untuk ditegakkan (Aqimi alssalata) terus-menerus,

mulai dari tergelincirnya matahari (lidulooki alshshamsi)

hingga (ila)

kegelapan malam (ghasaqi allayli),

bukan ditegakkan terpotong-potong: isya, subuh, luhur, asar, magrib.

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Maaf, terjemahan yang Anda jadikan landasan adalah terjemahan yang menipu.

Dalam 17.78 tertulis alfajri bukan Subuh .

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Subuh adalah kata Arab dan di dalam Alquran ada beberapa kata Subuh, misalnya dalam ayat yang menjelaskan bahwa laknat atas kaum Luth ditimpakan pada waktu Subuh.

Jadi tidak benar menerjemahkan alfajri dengan subuh .

BAGI SAUDARA YANG MENOLAK HADIS MUNGKIN IA KELIHATAN MENIPU...

Bukan KELIHATAN,

tapi jelas tegas demikian.

Tidak benar alfajri = subuh.

Saya tidak pernah mendengar orang mengatakan salat/sembahyang alfajri, suatu bukti nyata bahwa alfajri tidak sama dengan subuh.

Lagi pula fajar terbit menunjukkan hari sudah pagi, dan kalau orang salat subuh di waktu fajar terbit, mesti dikatakan bahwa telah telat dalam melaksanakan salat subuh.

faried wrote:

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Maaf, terjemahan yang Anda jadikan landasan adalah terjemahan yang menipu.

Dalam 17.78 tertulis alfajri bukan Subuh .

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Subuh adalah kata Arab dan di dalam Alquran ada beberapa kata Subuh, misalnya dalam ayat yang menjelaskan bahwa laknat atas kaum Luth ditimpakan pada waktu Subuh.

Jadi tidak benar menerjemahkan alfajri dengan subuh .

BAGI SAUDARA YANG MENOLAK HADIS MUNGKIN IA KELIHATAN MENIPU...

Bukan KELIHATAN,

tapi jelas tegas demikian.

Tidak benar alfajri = subuh.

Saya tidak pernah mendengar orang mengatakan salat/sembahyang alfajri, suatu bukti nyata bahwa alfajri tidak sama dengan subuh.

Lagi pula fajar terbit menunjukkan hari sudah pagi, dan kalau orang salat subuh di waktu fajar terbit, mesti dikatakan bahwa telah telat dalam melaksanakan salat subuh.

saudara faried tak yah susah2 buat andaian sendiri.....

rujuk je kamus lisanul arab karangn ibnu manzur atau kamus bahasa arab yang lain pasti terjumpa subuh = fajar = alfajri.....

faried wrote:

gaara wrote:

faried wrote:

gaara wrote:

Quote :

Masalahnya tiada ayat Al Quran menetapkan rukun pertama solat adalah berdiri betul. Itu hakikatnya yang termaktub dalam Al Quran.

SEBAB ITU ORANG YANG TOLAK AL-QURAN INI KATA TIADA SOLAT 5 WAKTU...

Terbalik.

Saya menolak salat 5 waktu karena berpegang teguh dengan Alquran, bukan karena menolak Alquran.

Dalam Alquran tidak ada disebutkan salat 5 waktu.

SIAPA KATA TIADA?

SECARA UMUM MEMANG ADA........

“Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Transliterasi ayat tersebut:

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Perintah dalam 17.78 tertulis Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli,

artinya

salat diperintahkan untuk ditegakkan (Aqimi alssalata) terus-menerus,

mulai dari tergelincirnya matahari (lidulooki alshshamsi)

hingga (ila)

kegelapan malam (ghasaqi allayli),

bukan ditegakkan terpotong-potong: isya, subuh, luhur, asar, magrib.

sekali lagi saudara hanya membuat andaian sendiri tanpa nas yang kukuh...

tiada pun terus menerus dalam ayat di atas....

sebab itu saya berkata ia andaian saudara je.....

dan sebab itu jugak saya berkata ayat2 yang di atas adalah umum dan nak jelas lihat sunnah dan hadis nabi.....

gaara wrote:

faried wrote:

“Dirikanlah olehmu sembahyang dari gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan sembahyang Subuh sesungguhnya sembahyang Subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).” [surah al-Israa’ : 78]

Transliterasi ayat tersebut:

Quote :

Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli waqurana alfajri inna qurana alfajri kana mashhoodan

Perintah dalam 17.78 tertulis Aqimi alssalata lidulooki alshshamsi ila ghasaqi allayli,

artinya

salat diperintahkan untuk ditegakkan (Aqimi alssalata) terus-menerus,

mulai dari tergelincirnya matahari (lidulooki alshshamsi)

hingga (ila)

kegelapan malam (ghasaqi allayli),

bukan ditegakkan terpotong-potong: isya, subuh, luhur, asar, magrib.

sekali lagi saudara hanya membuat andaian sendiri tanpa nas yang kukuh...

tiada pun terus menerus dalam ayat di atas....

sebab itu saya berkata ia andaian saudara je.....

dan sebab itu jugak saya berkata ayat2 yang di atas adalah umum dan nak jelas lihat sunnah dan hadis nabi.....[/quote]

Memang tidak ada kata terus menerus dalam ayat di atas,

tetapi

dari (li)

dan

hingga (ila)

adalah berarti terus menerus.

Jika waktu ritual salat terpotong potong maka mestinya tertulis:

lisubhi wa li..., wa li ... dan seterusnya.

Sangat jelas kesalahan dan putar belit dari ajaran tentang ritual salat tersebut.

gaara wrote:

saudara faried tak yah susah2 buat andaian sendiri.....

rujuk je kamus lisanul arab karangn ibnu manzur atau kamus bahasa arab yang lain pasti terjumpa subuh = fajar = alfajri.....

Subuh = fajar, mungkin ada,

tetapi

subuh tidak sama dengan alfajri,

kalaupun subuh =fajar,

maka

alfajri seharusnya sama dengan assubhi.

Jelas salahnya kan?

Dalam Alquran yang disebutkan adalah alfajri.

salam, bagaimana tata cara shalat yang ada dlm quran
dan yang dibaca apa saja tampa berdasar hadits ?

Salam,

Salah satu tata cara salat dalam Alquran dijelaskan dalam Surah Aljumuah,
yaitu bersegera kepada peringatan Allah (faisAAaw ila thikri Allahi).

Quote :

Ya ayyuha allatheena amanoo itha noodiya lilssalati min yawmi aljumuAAati faisAAaw ila thikri Allahi watharoo albayAAa thalikum khayrun lakum in kuntum taAAlamoona
62:9 (Malay) Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Peringatan Allah (thikri Allahi) = Alquran.

Jadi salat adalah mengakses Alquran.

Dalam kaitan dengan Sembahyang Jumat yang kini dilaksanakan, sesungguhnya yang penting adalah menyimak, mendengarkan dan memahami petunjuk Alquran yang dijelaskan oleh Khatib dan ayat-ayat Alquran yang dibaca oleh Imam.

Khutbah dan sembahyang adalah teknis saja yang dapat diubah dan dimodifikasi, yang penting adalah mengakses petunjuk dalam Alquran, dan itulah salat.

Sayangnya thikri (peringatan) dalam 62.9 yang nyata dan jelas merupakan kata benda/noun/isim diartikan sebagai kata kerja/verb/fiil menjadi mengingat, sehingga orang yang membaca terjemahan tersebut tidak memahami apa sesungguhnya yang dimaksud dengan salat.

Setelah melaksanakan salat dengan memahami peringatan Allah (thikri Allahi/Alquran), maka selanjutnya diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah, dan diperintahkan mengingat Allah banyak-banyak.

Quote :

Faitha qudiyati alssalatu faintashiroo fee alardi waibtaghoo min fadli Allahi waothkuroo Allaha katheeran laAAallakum tuflihoona
62:10 (Malay) "Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."

Dalam mengingat Allah banyak-banyak, maka yang harus diingat adalah peringatan Allah (thikri Allahi/Alquran) yang baru saja didengar melalui khutbah dan ayat-ayat Alquran yang dibacakan oleh Imam dalam rangka salat jumat.

Hal tersebut merupakan penegakan salat (aqimissalat).

Jika salat (mengakses peringatan Allah/thikri Allahi/Alquran) lalu petunjuk dalam peringatan Allah/thikri Allahi/Alquran selalu diingat dalam rangka mengingat Allah banyak-banyak (othkuroo Allaha katheeran) ketika mencari karunia Allah sebagai wujud mendirikan salat (aqimissalat), maka pasti terhindar dari pelanggaran dan dosa.

Tetapi jika salat dipahami sebagai ritual saja, maka hal demikian di Indonesia disebut STMJ, yaitu Salat Tetap Maksiat Jalan,

yang merupakan plesetan dari

STMJ = Susu Telur Madu dan Jamu.