Orang Islam berpuasa?

Salam,

Dalam bible, orang kristian berpuasa dengan menahan diri daripada makan dan minum.

Matthew 15:32
Then Jesus called his disciples unto him, and said, I have compassion on the multitude, because they continue with me now three days, and have nothing to eat: and I will not send them away fasting, lest they faint in the way.

Apakah orang islam juga perlu mengamalkan puasa seperti mereka?

Salam,

Jika berpuasa berdasarkan Bibel (Matthe 15:32), maka islamnya (berserah dirinya) kepada Bibel, bukan islamnya kepada Alquran.

Jika islamnya (berserah dirinya) kepada Alquran sebagai petunjuk Allah (2.185), maka cara berpuasanya tidak menahan diri daripada makan dan minum, tetapi malah makan dan minum sesuai petunjuk Allah dalam Alquran 19.26 dan 2.187.

Salam faried,

19:26. Maka makan dan minumlah, dan bergembiralah (berdingin mata); dan jika kamu melihat seseorang manusia, katakanlah, 'Aku telah bernazar kepada Yang Pemurah untuk berpuasa, dan pada hari ini, aku tidak akan berkata-kata kepada seseorang manusia pun.'"

Berdasarkan petunjuk di atas, apakah puasa orang-orang yang percaya itu dengan tidak berkata-kata kepada orang lain pada waktu-waktu tertentu?

Salam,

Puasa adalah berkata kepada albashari, dan albashari adalah menunjuk kepada rasul/nabi,

dan

tidak tidak berbicara kepada insiyyan, yaitu manusia pada umumnya.

19:26 (Malay) "Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: ""Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang Manusia pun pada hari ini""."

Fakulee waishrabee waqarree AAaynan faimma tarayinna mina albashari ahadan faqoolee innee nathartu lilrrahmani sawman falan okallima alyawma insiyyan

Tidak berbicara kepada insiyyan dimaksudkan agar fokus berkata kepada albashari.

Salam

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

othman wrote:

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

Tidak berpuasa pun, hal tersebut harus dilakukan.

Salam.

faried wrote:

othman wrote:

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

Tidak berpuasa pun, hal tersebut harus dilakukan.

Salam.

salam

Puasa adalah berkata kepada albashari, dan albashari adalah menunjuk kepada rasul/nabi,

bapak cerahkan..

Salam,

Pada pendapat saya, "albashari" adalah seseorang yang menyampaikan Peringatan Allah. Maka kita disuruh menahan daripada bercakap dengan manusia untuk memahami Peringatan Allah adalah proses "berpuasa" itu.

Cuba kita renungkan, berapa ramai kaum-kaum terdahulu jadi kafir kerana tidak mahu memahami Peringatan Allah? Ini menunjukkan proses memahami Peringatan Allah itu adalah proses yang penting. Apabila ia suatu proses yang penting, kita kena tumpukan perhatian kepada Peringatan Allah itu di mana jua kita berada.

Sama seperti kita tumpukan perhatian pada tanda amaran lalulintas ketika memandu. Kalau kita buat tak kisah, sudah pasti banyak tanda-tanda amaran itu kita buat tak endah sahaja seterusnya mendekatkan diri pada kecelakaan jalanraya.

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

Tidak berpuasa pun, hal tersebut harus dilakukan.

Puasa adalah berkata kepada albashari, dan albashari adalah menunjuk kepada rasul/nabi,

bapak cerahkan..

Albashari disimpulkan adalah rasul, karena pada umumnya kata tersebut menunjuk kepada rasul/nabi.

Quote :

Ba-Shiin-Ra:

Mankind, Human beings, Lowest/basest/meanest sort of people, Perfect man (combining gentleness with strength).

bashar n.com. 3:47, 3:79, 5:18, 6:91, 11:27, 12:31, 14:10, 14:11, 15:28, 15:33, 16:103, 17:93, 17:94, 18:110, 19:17, 19:20, 19:26, 21:3, 21:34, 23:24, 23:33, 23:34, 23:47, 25:54, 26:154, 26:186, 30:20, 36:15, 38:71, 41:6, 42:51, 54:24, 64:6, 74:25, 74:29, 74:31, 74:36

Pada jaman Maryam ada rasul, yaitu Isa. Maryam berpuasa dengan berkata-kata kepada Isa sebagai Albashar,

dan

tidak berbicara kepada manusia pada umumnya (insiyyan).

Sekarang yang ada adalah Risalah (Alquran) yang berfungsi sebagai Rasul.

Ketika berpuasa maka juga diperintahkan berkata-kata dengan Risalah (Alquran):

maka mintalah jawaban kepadaKu/falyastajeeboo lee (2.186)

dan carilah apa yang ditetapkan Allah atas kamu/waibtaghoo ma kataba Allahu lakum (2.187)

dan makan dan minumlah atau cernalah Alquran/wakuloo waishraboo (2.187).

Salam.

Quote :

Pada pendapat saya, "albashari" adalah seseorang yang menyampaikan Peringatan Allah. Maka kita disuruh menahan daripada bercakap dengan manusia untuk memahami Peringatan Allah adalah proses "berpuasa" itu.

Cuba kita renungkan, berapa ramai kaum-kaum terdahulu jadi kafir kerana tidak mahu memahami Peringatan Allah? Ini menunjukkan proses memahami Peringatan Allah itu adalah proses yang penting. Apabila ia suatu proses yang penting, kita kena tumpukan perhatian kepada Peringatan Allah itu di mana jua kita berada.

salam

puasa = proses memahami peringatan allah .

peringatan allah = al quran

kira2nya kita melakukan amali lah sebab utk mendapakan pemahaman yg jitu ialah dgn mengalaminya sekali .

boleh bapak jelaskan lagi kerana madsudnya masih samar2 , jika utk mengamalinya mesti ada cara2 dia dan syarat2 dia .

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

Tidak berpuasa pun, hal tersebut harus dilakukan.

Puasa adalah berkata kepada albashari, dan albashari adalah menunjuk kepada rasul/nabi,

bapak cerahkan..

Albashari disimpulkan adalah rasul, karena pada umumnya kata tersebut menunjuk kepada rasul/nabi.

Quote :

Ba-Shiin-Ra:

Mankind, Human beings, Lowest/basest/meanest sort of people, Perfect man (combining gentleness with strength).

bashar n.com. 3:47, 3:79, 5:18, 6:91, 11:27, 12:31, 14:10, 14:11, 15:28, 15:33, 16:103, 17:93, 17:94, 18:110, 19:17, 19:20, 19:26, 21:3, 21:34, 23:24, 23:33, 23:34, 23:47, 25:54, 26:154, 26:186, 30:20, 36:15, 38:71, 41:6, 42:51, 54:24, 64:6, 74:25, 74:29, 74:31, 74:36

Pada jaman Maryam ada rasul, yaitu Isa. Maryam berpuasa dengan berkata-kata kepada Isa sebagai Albashar,

dan

tidak berbicara kepada manusia pada umumnya (insiyyan).

Sekarang yang ada adalah Risalah (Alquran) yang berfungsi sebagai Rasul.

Ketika berpuasa maka juga diperintahkan berkata-kata dengan Risalah (Alquran):

maka mintalah jawaban kepadaKu/falyastajeeboo lee (2.186)

dan carilah apa yang ditetapkan Allah atas kamu/waibtaghoo ma kataba Allahu lakum (2.187)

dan makan dan minumlah atau cernalah Alquran/wakuloo waishraboo (2.187).

Salam.

maka mintalah jawaban kepadaKu/falyastajeeboo lee (2.186)

Bukankah quran itu sudah jawapan yg pasti .

Sangat benar dan sangat sepaham.

othman wrote:

kalau bukan jawapan macama allah suruh cari pulak apa yg telah di tetapkan .

Persoalannya adalah teramat sangat sedikit orang mencari jawaban Allah atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh orang yang menamakan dirinya beriman.

Karena itu, perintah mencari jawaban Allah adalah sangat relevan.

othman wrote:

dan cernakan apa yg telah di beri ? macamana nak cerna .

penjelasan bapak masih kabur .

Pemahaman saya, cerna = pikirkan dan renungkan baik-baik secara cermat dan kritis.

Salam.

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

puasa=tidak berkata kecuali kepada perkara yg benar?

Tidak berpuasa pun, hal tersebut harus dilakukan.

Puasa adalah berkata kepada albashari, dan albashari adalah menunjuk kepada rasul/nabi,

bapak cerahkan..

Albashari disimpulkan adalah rasul, karena pada umumnya kata tersebut menunjuk kepada rasul/nabi.

Quote :

Ba-Shiin-Ra:

Mankind, Human beings, Lowest/basest/meanest sort of people, Perfect man (combining gentleness with strength).

bashar n.com. 3:47, 3:79, 5:18, 6:91, 11:27, 12:31, 14:10, 14:11, 15:28, 15:33, 16:103, 17:93, 17:94, 18:110, 19:17, 19:20, 19:26, 21:3, 21:34, 23:24, 23:33, 23:34, 23:47, 25:54, 26:154, 26:186, 30:20, 36:15, 38:71, 41:6, 42:51, 54:24, 64:6, 74:25, 74:29, 74:31, 74:36

Pada jaman Maryam ada rasul, yaitu Isa. Maryam berpuasa dengan berkata-kata kepada Isa sebagai Albashar,

dan

tidak berbicara kepada manusia pada umumnya (insiyyan).

Sekarang yang ada adalah Risalah (Alquran) yang berfungsi sebagai Rasul.

Ketika berpuasa maka juga diperintahkan berkata-kata dengan Risalah (Alquran):

maka mintalah jawaban kepadaKu/falyastajeeboo lee (2.186)

dan carilah apa yang ditetapkan Allah atas kamu/waibtaghoo ma kataba Allahu lakum (2.187)

dan makan dan minumlah atau cernalah Alquran/wakuloo waishraboo (2.187).

Salam.

maka mintalah jawaban kepadaKu/falyastajeeboo lee (2.186)

Bukankah quran itu sudah jawapan yg pasti .

Sangat benar dan sangat sepaham.

othman wrote:

kalau bukan jawapan macama allah suruh cari pulak apa yg telah di tetapkan .

Persoalannya adalah teramat sangat sedikit orang mencari jawaban Allah atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh orang yang menamakan dirinya beriman.

Karena itu, perintah mencari jawaban Allah adalah sangat relevan.

othman wrote:

dan cernakan apa yg telah di beri ? macamana nak cerna .

penjelasan bapak masih kabur .

Pemahaman saya, cerna = pikirkan dan renungkan baik-baik secara cermat dan kritis.

Salam.

salam

nabi isa ia berkata2 tapi quran tidak berkata2 . kita cerna macamana pun jawapan tulah yg tertulis . jika bapak sudah boleh berkata2 dgn quran maka saya ikut saja . jika bapak mendapat wahyu membuat kereta maka bapak boleh membuat kereta dalam sekejap masa . bapak tidak perlu mengambil masa utk mencerna dari alquran . hari ini pun cernaan 2 dari quran utk membuat kereta banyak di tuliskan . adakah itu madsudnya puasa dari contoh mariam yg bapak pegang .

othman wrote:

nabi isa ia berkata2 tapi quran tidak berkata2 . kita cerna macamana pun jawapan tulah yg tertulis . jika bapak sudah boleh berkata2 dgn quran maka saya ikut saja .

Isa = Alquran, keduanya membawa petunjuk Allah.

Ketika Maryam berpuasa maka diperintahkan berkata-kata kepada Isa untuk mendapatkan petunjuk Allah yang dibawa oleh Isa.

Kini Isa sudah tidak ada, yang ada adalah Alquran.

Alquran adalah benda mati yang tidak dapat berkata, dan karena itu yang diperintahkan aktif adalah yang melakukan puasa, yaitu diperintahkan:

meminta jawaban dari Allah dalam Alquran (2.186)
mencari apa-apa yang ditetapkan Allah dalam Alquran (2.187)
makan dan minum Alquran (2.187).

othman wrote:

adakah itu madsudnya puasa dari contoh mariam yg bapak pegang .

Dalam 19.26 Maryam bermaksud melakukkan sawman.

Dalam kamus, sawman = menahan diri tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melakukan sawman, maka kepadanya diperintahkan untuk minum air (19.24) dan makan kurma (19.25).

Berpuasa dengan makan dan minum nutrisi fisik seperti biasa ketika tidak berpuasa, itulah yang harus dicontoh dari puasa Maryam.

Puasa dengan makan dan minum nutrisi fisik pastilah bukan lagi sawman, karena sawman = tidak makan dan tidak minum.

Puasa dengan tetap makan dan minum nutrisi fisik disebut alshiyam.

Alshiyam-lah yang ditetapkan (kutiba) kepada umat sekarang dan umat yang terdahulu (2.183).

Salam.

faried wrote:

othman wrote:

nabi isa ia berkata2 tapi quran tidak berkata2 . kita cerna macamana pun jawapan tulah yg tertulis . jika bapak sudah boleh berkata2 dgn quran maka saya ikut saja .

Isa = Alquran, keduanya membawa petunjuk Allah.

Ketika Maryam berpuasa maka diperintahkan berkata-kata kepada Isa untuk mendapatkan petunjuk Allah yang dibawa oleh Isa.

Kini Isa sudah tidak ada, yang ada adalah Alquran.

Alquran adalah benda mati yang tidak dapat berkata, dan karena itu yang diperintahkan aktif adalah yang melakukan puasa, yaitu diperintahkan:

meminta jawaban dari Allah dalam Alquran (2.186)
mencari apa-apa yang ditetapkan Allah dalam Alquran (2.187)
makan dan minum Alquran (2.187).

othman wrote:

adakah itu madsudnya puasa dari contoh mariam yg bapak pegang .

Dalam 19.26 Maryam bermaksud melakukkan sawman.

Dalam kamus, sawman = menahan diri tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melakukan sawman, maka kepadanya diperintahkan untuk minum air (19.24) dan makan kurma (19.25).

Berpuasa dengan makan dan minum nutrisi fisik seperti biasa ketika tidak berpuasa, itulah yang harus dicontoh dari puasa Maryam.

Puasa dengan makan dan minum nutrisi fisik pastilah bukan lagi sawman, karena sawman = tidak makan dan tidak minum.

Puasa dengan tetap makan dan minum nutrisi fisik disebut alshiyam.

Alshiyam-lah yang ditetapkan (kutiba) kepada umat sekarang dan umat yang terdahulu (2.183).

Salam.

salam

bukan kah dulu bapak memperihalkan penggunaan alif dan lam itu mendefinasikan kata umum dan kata khas dan tidak dgn mencari makna yg berlawan seperti yg kaedah bapak gunakan sekarang. bukankah puasa itu melibatkan menahan nafsu atau satu ujian .







Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa.







(Al-Baqarah 2:183

othman wrote:

bukan kah dulu bapak memperihalkan penggunaan alif dan lam itu mendefinasikan kata umum dan kata khas dan tidak dgn mencari makna yg berlawan seperti yg kaedah bapak gunakan sekarang. bukankah puasa itu melibatkan menahan nafsu atau satu ujian .



Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa.

(Al-Baqarah 2:183

Sawman dan alshiyam adalah dua kata benda yang berasal dari akar kata yang sama.

Jika dicari dalam kamus, maka yang dikenal dan didapatkan adalah sawman = tidak makan dan tidak minum.

Sangat menarik, meskipun untuk puasa orang boleh dikata hanya mengenal kata sawman, tetapi Alquran menggunakannya justru sebagai kata benda tidak tertentu (ism nakirah/indefenit noun), bukan sebagai kata benda tertentu (isim makrifah/defenit noun).

Sebaliknya, alshiyam yang boleh dikatakan tidak dikenal dalam kamus digunakan untuk puasa manusia - silakan diperiksa dalam kamus,

namun

Alquran menggunakan alshiyam untuk menyatakan puasa. Sangat menariknya karena alshiyam adalah kata benda tertentu (isim makrifah/defenit noun), padahal nyaris tidak dikenal.

Salam.

Quote :

Sangat menarik, meskipun untuk puasa orang boleh
dikata hanya mengenal kata sawman, tetapi Alquran menggunakannya justru
sebagai kata benda tidak tertentu (ism nakirah/indefenit noun), bukan
sebagai kata benda tertentu (isim makrifah/defenit noun).

salam

dari mana bapak belajar ilmu ni ... dari al quran ke . ini sudah sekunder .

othman wrote:

Quote :

Sangat menarik, meskipun untuk puasa orang boleh
dikata hanya mengenal kata sawman, tetapi Alquran menggunakannya justru
sebagai kata benda tidak tertentu (ism nakirah/indefenit noun), bukan
sebagai kata benda tertentu (isim makrifah/defenit noun).

dari mana bapak belajar ilmu ni ... dari al quran ke . ini sudah sekunder .

Silakan ditelusuri dalam kamus dan Alquran.

Hanya ada satu kata sawman dalam Alquran (19.26), dan ketika Maryam ingin melakukan sawman (tidak makan dan tidak minum nutrisi),

maka

cara berpuasa tersebut dikoreksi dalam 19.26 dengan memerintahkan makan dan minum, yaitu memerintahkan minum air (19.24) dan makan kurma (19.25).

Selebihnya jika dimaksudkan puasa maka menggunakan kata shiyam.

Salam.

Salam,

Maka di sini wujudnya dilema sama ada nak menggunakan kamus atau Al Quran sebagai petunjuk.

Jika Al Quran mengambil kata-kata itu daripada kamus, maka logiklah kita kena ujuk kamus juga. Tetapi jika kata-kata itu wujud daripada Al Quran, maka sepatutnya kita kena rujuk Al Quran dahulu.

Quote :

cara berpuasa tersebut dikoreksi dalam 19.26
dengan memerintahkan makan dan minum, yaitu memerintahkan minum air
(19.24) dan makan kurma (19.25).

salam

bapak guna kata di koreksi .... apa madsud dia nih . apa kaedah yg bapak gunakan .

othman wrote:

Quote :

cara berpuasa tersebut dikoreksi dalam 19.26
dengan memerintahkan makan dan minum, yaitu memerintahkan minum air
(19.24) dan makan kurma (19.25).

bapak guna kata di koreksi .... apa madsud dia nih . apa kaedah yg bapak gunakan .

Dalam 19.26, jelas tegas Maryam bermaksud melakukan sawman.

Sawman = tidak makan dan tidak minum.

Demikian arti sawman yang dapat dibaca dalam kamus.

Karena Maryam bermaksud sawman dengan tidak makan dan tidak minum,
maka cara puasa tersebut dikoreksi

dengan perintah makanlah (kurma merujuk 19.25) dan minumlah (air merujuk 19.24).

Puasa yang ditetapkan (2.183), yaitu alshiyam bukan sawman, adalah tetap makan nutrisi fisik seperti biasa. Itulah yang maksud dengan koreksi dari Tuhan.

Salam.

faried wrote:

othman wrote:

Quote :

cara berpuasa tersebut dikoreksi dalam 19.26
dengan memerintahkan makan dan minum, yaitu memerintahkan minum air
(19.24) dan makan kurma (19.25).

bapak guna kata di koreksi .... apa madsud dia nih . apa kaedah yg bapak gunakan .

Dalam 19.26, jelas tegas Maryam bermaksud melakukan sawman.

Sawman = tidak makan dan tidak minum.

Demikian arti sawman yang dapat dibaca dalam kamus.

Karena Maryam bermaksud sawman dengan tidak makan dan tidak minum,
maka cara puasa tersebut dikoreksi

dengan perintah makanlah (kurma merujuk 19.25) dan minumlah (air merujuk 19.24).

Puasa yang ditetapkan (2.183), yaitu alshiyam bukan sawman, adalah tetap makan nutrisi fisik seperti biasa. Itulah yang maksud dengan koreksi dari Tuhan.

Salam.

kalau kita teliti ayat tersebut sawman ialah tidak berkata2 dan bukan puasa .



"Maka makanlah dan minumlah serta bertenanglah hati dari segala yang
merunsingkan. Kemudian kalau engkau melihat seseorang manusia, maka
katakanlah: Sesungguhnya aku bernazar diam membisu kerana (Allah)
Ar-Rahman; (setelah aku menyatakan yang demikian) maka aku tidak akan
berkata-kata kepada sesiapapun dari kalangan manusia pada hari ini". (Maryam 19:26)







Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa

sayman- y
alyauma-y
alsiyam-s,y

ini 3 kata yg ada dlm quran . saya hanya rujuk terjemahan .

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

Quote :

cara berpuasa tersebut dikoreksi dalam 19.26
dengan memerintahkan makan dan minum, yaitu memerintahkan minum air(19.24) dan makan kurma (19.25).

bapak guna kata di koreksi .... apa madsud dia nih . apa kaedah yg bapak gunakan .

Dalam 19.26, jelas tegas Maryam bermaksud melakukan sawman.

Sawman = tidak makan dan tidak minum.

Demikian arti sawman yang dapat dibaca dalam kamus.

Karena Maryam bermaksud sawman dengan tidak makan dan tidak minum,
maka cara puasa tersebut dikoreksi

dengan perintah makanlah (kurma merujuk 19.25) dan minumlah (air merujuk 19.24).

Puasa yang ditetapkan (2.183), yaitu alshiyam bukan sawman, adalah tetap makan nutrisi fisik seperti biasa. Itulah yang maksud dengan koreksi dari Tuhan.

kalau kita teliti ayat tersebut sawman ialah tidak berkata2 dan bukan puasa .


"Maka makanlah dan minumlah serta bertenanglah hati dari segala yang
merunsingkan. Kemudian kalau engkau melihat seseorang manusia, maka
katakanlah: Sesungguhnya aku bernazar diam membisu kerana (Allah)
Ar-Rahman; (setelah aku menyatakan yang demikian) maka aku tidak akanberkata-kata kepada sesiapapun dari kalangan manusia pada hari ini". (Maryam 19:26)



Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa

sayman- y
alyauma-y
alsiyam-s,y

ini 3 kata yg ada dlm quran . saya hanya rujuk terjemahan .

Sawman dan shiyam keduanya memiliki akar kata yang sama (Sad-Waw-Miim) dan berarti puasa.

Quote :

Sad-Waw-Miim = to fast/abstain.

sama vb. (1)
impf. act. 2:184, 2:185
n.vb. (1) 19:26
n.vb. (2) 2:183, 2:187, 2:187, 2:196, 2:196, 4:92, 5:89, 5:95, 58:4
pcple. act. 33:35, 33:35

LL, V4, p: 473, 474

Arti dari sawman dan shiyam dapat dibaca dalam Lane Lexicon.

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Salam.

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma yang secara kebahasaan mencakup arti: menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas. Kuda yang berhenti berjalan disebut dalam bahasa Arab dengan faras shâim. Manusia yang berupaya menahan diri dari kegiatan apapun kegiatannya disebut al-insân shâim (orang itu berpuasa). Namun dalam pengertian Syariah, al-shiyâm
hanya digunakan dalam pengertian menahan diri dari makan, minum, dan
berhubungan seks dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari.

Dalam al-Quran, kata-kata al-shiyâm
disebutkan sebanyak delapan kali (Q.S. al-Baqarah/2: 182, 187, 196,
196, al-Nisâ’/4: 92 al-Mâidah/5: 89, 95, dan al-Mujâdilah/58: 4).
Kesemuanya dalam arti puasa menurut pengertian Syariah. Satu kali
al-Quran menggunakan kata shaum,
tetapi maknanya adalah menahan diri untuk tidak berbicara. Yaitu ucapan
Maryam ketika ada yang mempertanyakan perihal kelahiran anaknya (Isa
a.s): ”Sesungguhnya Aku bernazar puasa (shawman),
maka hari ini aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun”
(Q.S. Maryam/19: 26). Al-Quran juga menggunakan dalam bentuk perintah
berpuasa di bulan Ramadhan. Disebutkan dalam bentuk kata kerja yang
menyatakan bahwa berpuasa adalah baik bagi kamu (wa an tashûmû khairun lakum, Q.S. al-Baqarah/2: 184) dan ”Barangsiapa menyaksikan bulan itu (Ramadhan) hendaknya berpuasa (fa man syahida minkum al-syahra fal yashumhu, Q.S. al-Baqarah/2: 185). Al-Quran juga sekali menunjuk kepada para pelaku puasa laki-laki maupun perempuan (al-shâimîn al-shâimât, Q.S. al-Ahzâb/33: 35).
Meskipun secara Syariah, puasa berarti menahan diri untuk tidak
makan, minum dan hubungan seks, namun hakekatnya puasa adalah upaya
menahan dan mengendalikan diri. Oleh karenanya semestinya kegiatan yang
harus dibatasi selama melakukan puasa mencakup pembatasan atas seluruh
anggota tubuh bahkan hati dan pikiran dari melakukan segala macam dosa,
baik yang kecil maupun yang besar. Itulah maka Rasulullah s.a.w:
”Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa melainkan
hanya mendapatkan lapar dan haus”. Hal itu karena ketika berpuasa tidak
mampu mengendalikan hawa nafsu.

othman wrote:

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma yang secara kebahasaan mencakup arti: menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas. Kuda yang berhenti berjalan disebut dalam bahasa Arab dengan faras shâim. Manusia yang berupaya menahan diri dari kegiatan apapun kegiatannya disebut al-insân shâim (orang itu berpuasa).

Namun dalam pengertian Syariah, al-shiyâm hanya digunakan dalam pengertian menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seks dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari.

Apa landasan Syariah tersebut atas pengertian al-shiyâm?

Apa diduga-duga atau dikarang saja?

Saya tidak melihat landasan petunjuk Allah dalam Alquran ataupun landasan kebahasaan.

othman wrote:

Dalam al-Quran, kata-kata al-shiyâm
disebutkan sebanyak delapan kali (Q.S. al-Baqarah/2: 182, 187, 196,
196, al-Nisâ’/4: 92 al-Mâidah/5: 89, 95, dan al-Mujâdilah/58: 4).
Kesemuanya dalam arti puasa menurut pengertian Syariah.

Mana lebih tinggi pengertian didasarkan Syariah atau pengertian didasarkan Alquran?

othman wrote:

Satu kali al-Quran menggunakan kata shaum,
tetapi maknanya adalah menahan diri untuk tidak berbicara.

Dalam kamus mana dapat dibaca bahwa shaum = tidak berbicara.

Dalam Lane Lexicon dan banyak kamus lainnya, shaum = tidak makan dan tidak minum.

othman wrote:

Yaitu ucapan Maryam ketika ada yang mempertanyakan perihal kelahiran anaknya (Isa a.s): ”Sesungguhnya Aku bernazar puasa (shawman), maka hari ini aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun” (Q.S. Maryam/19: 26).

Dalam ayat mana hal tersebut dapat dibaca atau dipahami?

Sama sekali tidak ada keberatan kaum ketika itu atas kelahiran Isa tanpa ayah. Sangat aneh jika dikatakan kaum pada waktu itu mempertanyakan kelahiran Isa.

othman wrote:

Al-Quran juga menggunakan dalam bentuk perintah
berpuasa di bulan Ramadhan. Disebutkan dalam bentuk kata kerja yang
menyatakan bahwa berpuasa adalah baik bagi kamu (wa an tashûmû khairun lakum, Q.S. al-Baqarah/2: 184) dan ”Barangsiapa menyaksikan bulan itu (Ramadhan) hendaknya berpuasa (fa man syahida minkum al-syahra fal yashumhu, Q.S. al-Baqarah/2: 185). Al-Quran juga sekali menunjuk kepada para pelaku puasa laki-laki maupun perempuan (al-shâimîn al-shâimât, Q.S. al-Ahzâb/33: 35).

Meskipun secara Syariah, puasa berarti menahan diri untuk tidak
makan, minum dan hubungan seks, namun hakekatnya puasa adalah upaya menahan dan mengendalikan diri. Oleh karenanya semestinya kegiatan yang harus dibatasi selama melakukan puasa mencakup pembatasan atas seluruh anggota tubuh bahkan hati dan pikiran dari melakukan segala macam dosa, baik yang kecil maupun yang besar.

Menurut Alquran, alshiyam bukan menaham/mengendalikan

tetapi

melakukan sesuatu, yaitu:

minta jawaban Allah (2.186)

mencari apa-apa yang ditetapkan Allah (2.187)

makan dan minum (2.187).

othman wrote:

Itulah maka Rasulullah s.a.w:
”Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya mendapatkan lapar dan haus”. Hal itu karena ketika berpuasa tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.

Kita memiliki perbedaan kepercayaan.

Saya percaya kepada Alquran, dan en Othman percaya kepada Riwayat dan Bibel.

Quote :

Ester 4
4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."

Matius 4
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Salam.