Orang Islam berpuasa?

First topic message reminder :

Salam,

Dalam bible, orang kristian berpuasa dengan menahan diri daripada makan dan minum.

Matthew 15:32
Then Jesus called his disciples unto him, and said, I have compassion on the multitude, because they continue with me now three days, and have nothing to eat: and I will not send them away fasting, lest they faint in the way.

Apakah orang islam juga perlu mengamalkan puasa seperti mereka?

Puasa bagi anda boleh makan dan minum, menyegarkan diri, tetapi tidak boleh bercakap, jadi apa keuzurannya pada orang sakit? orang sakit biasanya memang kurang bercakap.

salam

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Fiza wrote:

Al Baqarah:183 maksudnya: wahai orang yang beriman, diwajibkan keatas kamu berpuasa sebagamana telah diwajibkan atas orang sebelum kamu semoga kamu bertakwa.

Al Baqarah:185 maksudnya: Pada bulan Ramadan, diturunkan al Quran yang menjadi petunjuk bagi manusia dan penjelasan daripada hidayah serta pembeza antara hak dan yang batil maka sesiapa yang melihat bulan Ramadan hendaklah dia berpuasa.

Ijmak Ulama : mengingkari kefarduan berpuasa di bulan Ramadan adalah kafir dan terkeluar daripada Islam.

Anda ini aneh, mengemukakan ayat, tetapi yang diikuti adalah 'ulama'.

Sesungguhnya Anda tidak mengikuti/taat kepada Alquran, tetapi mengikuti/taat kepada 'ulama'.

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ini bagi saya jalan al quran , bukan jalan kamus . bahasa arab lagi la terperinci , satu huruf pun boleh berdiri sendiri .

Baik, kita gunakan Alquran.

En Othman berpendapat bahwa puasa adalah antara lain:

menahan makan dan minum.

Quote :

tidak makan/minum
tidak berkata2
tidak berhubungan seks
tidak marah
tidak emosi
tidak berbohong

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma
yang secara kebahasaan mencakup arti:
menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas.

Ayat mana yang menyatakan hal tersebut?

sila bapak rujuk kamus bapak, bukankah dari asalnya kata menahan dari gerak ... kuda yg berhenti , air yg berhenti mengalir dan makan juga akan berhenti bila kita menahan makan ... sangat jelas .

Merujuk ke Lane Lexicon:

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Shawman = menahan diri dari tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melaksanakan sawman (19.26), maka kepadanya diperintahkan makan kurma (merujuk 19.25) dan diperintahkan minum air (merujuk 19.24).

Puasa yang diperintahkan (ditetapkan/diwajibkan/kutiba) kepada orang beriman masa kini dan masa lalu ada alshiyam (2.183).

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Karena tidak ada penjelasan kamus tentang kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia, maka kata tersebut harus dipahami sebagai terma Alquran.

Alshiyam dijelaskan dalam Alquran sebagai:

meminta jawaban kepada Allah (2. 186)
mencari ketetapan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum (2.187).

Dalam 2.188 jelas dapat dibaca bahwa makan tidak harus yang masuk ke dalam mulut. Demikian pula dalam 2.93, di situ ada kata usribu yang tidak berarti minuman yang masuk ke dalam mulut.

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut.

Untuk menentukan apakah makan (kulu) dan minum (usribu) adalah nutrisi fisik atau bukan nutrisi fisik, dapat diketahui dari objek yang dimakan.

Dalam 2.183-2.187, di situ tidak ada objek makan dan objek minum yang dapat dipahami sebagai nutrisi fisik yang dapat dimasukkan ke dalam mulut.

Dalam 2.183-187, di situ hanya ada kata petunjuk, penjelasan dan pembeda yang jika dimakan dan diminum (dicerna) dalam upaya memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya, maka hal tersebut akan membuat orang beriman menjadi bertakwa sebagai tujuan dari puasa (alshiyam), jika petunjuk yang dipahami melalui puasa (alshiyam) dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam.

Fiza wrote:

Assalamualaina waala ibadillahisolihin.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah Saw. Pernah bersabda, '' Puasa adalah perisai api neraka. Maka, orang yang berpuasa janganlah berhubungan badan dengan isterinya atau berbuat jahil, dan apabila seseorang memaki atau mengajak berkelahi, katakan kepadanya.' Aku sedang berpuasa.' Nabi Saw menambah, ''Demi Dia yang mengenggam jiwaku, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau misk. ( dan ini adalah perkataan Allah terhadap orang yang berpuasa, 'Ia tidak makan dan minum dan meninggalkan nafsunya kerana Aku. Puasa adalah untuk Ku dan Aku lah yang akan membalasnya, dan setiap kebaikan akan dibalas sepuluh kali ganda.' ''

Sudah nyata-nyata busuk masih dikatakan harum.

Bukankah yang demikian itu yang disebut putar-belit?

othman wrote:

kalau kita kaji asal ibadat adalah dari diri manusia jugak sebab hasilnya jugak untuk manusia .

Teramat sangat sependapat en Othman bahwa:

ibadat adalah dari diri manusia jugak.

Ibadat = penghambaan = mengikuti petunjuk Allah.

Jika melakukan ibadat/penghambaan/mengikuti petunjuk Allah, maka teramat sangat pasti hasilnya sangat baik dan sangat bermanfaat kepada yang lakukannya,

bukan

untuk Allah,

karena

Dia sama sekali tidak memerlukan apa-apa, termasuk tidak perlu untuk disembah.

Salam.

Fiza wrote:

Bagaimana Nabi berpuasa?

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Nabi saw pernah bersabda, (maksudnya)" Apabila orang yang berpuasa termakan atau terminum kerana lupa, maka ia hendaklah meneruskan puasanya (tidak batal puasanya) kerana yang telah dimakan atau diminumnya itu adalah pemberian Allah (dimaafkan)."

Al Baqarah: 184, Maksudnya " beberapa hari tertentu. Maka siapa yang diantara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka wajiblah menggantikan sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa) pada hari-hari lain. Dan bagi yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, iaitu memberi makan seoarang miskin. Tetapi siapa yang dengan rela hati mengerjakan kebaikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Ayat ini diturunkan berkenaan Qais bin as Saib yang sangat tua tetapi memaksa diri untuk berpuasa. kemudian, Qais tidak berpuasa dan memberi makan satu orang miskin setiap harinya.

Petunjuk Allah dalam Alquran,

fidyah adalah minimal tiga orang memberi makan satu orang miskin,

bukan

satu orang memberi makan satu orang miskin.

Quote :

2:184 (Malay) (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Ayyaman maAAdoodatin faman kana minkum mareedan aw AAala safarin faAAiddatun min ayyamin okhara waAAala allatheena yuteeqoonahu fidyatun taAAamu miskeenin faman tatawwaAAa khayran fahuwa khayrun lahu waan tasoomoo khayrun lakum in kuntum taAAlamoona

Riwayat bukan menjelaskan Alquran, tetapi mengubah hingga merusak petunjuk Allah dalam Alquran.

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ini bagi saya jalan al quran , bukan jalan kamus . bahasa arab lagi la terperinci , satu huruf pun boleh berdiri sendiri .

Baik, kita gunakan Alquran.

En Othman berpendapat bahwa puasa adalah antara lain:

menahan makan dan minum.

Quote :

tidak makan/minum
tidak berkata2
tidak berhubungan seks
tidak marah
tidak emosi
tidak berbohong

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma
yang secara kebahasaan mencakup arti:
menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas.

Ayat mana yang menyatakan hal tersebut?

sila bapak rujuk kamus bapak, bukankah dari asalnya kata menahan dari gerak ... kuda yg berhenti , air yg berhenti mengalir dan makan juga akan berhenti bila kita menahan makan ... sangat jelas .

Merujuk ke Lane Lexicon:

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Shawman = menahan diri dari tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melaksanakan sawman (19.26), maka kepadanya diperintahkan makan kurma (merujuk 19.25) dan diperintahkan minum air (merujuk 19.24).

Puasa yang diperintahkan (ditetapkan/diwajibkan/kutiba) kepada orang beriman masa kini dan masa lalu ada alshiyam (2.183).

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Karena tidak ada penjelasan kamus tentang kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia, maka kata tersebut harus dipahami sebagai terma Alquran.

Alshiyam dijelaskan dalam Alquran sebagai:

meminta jawaban kepada Allah (2. 186)
mencari ketetapan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum (2.187).

Dalam 2.188 jelas dapat dibaca bahwa makan tidak harus yang masuk ke dalam mulut. Demikian pula dalam 2.93, di situ ada kata usribu yang tidak berarti minuman yang masuk ke dalam mulut.

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut.

Untuk menentukan apakah makan (kulu) dan minum (usribu) adalah nutrisi fisik atau bukan nutrisi fisik, dapat diketahui dari objek yang dimakan.

Dalam 2.183-2.187, di situ tidak ada objek makan dan objek minum yang dapat dipahami sebagai nutrisi fisik yang dapat dimasukkan ke dalam mulut.

Dalam 2.183-187, di situ hanya ada kata petunjuk, penjelasan dan pembeda yang jika dimakan dan diminum (dicerna) dalam upaya memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya, maka hal tersebut akan membuat orang beriman menjadi bertakwa sebagai tujuan dari puasa (alshiyam), jika petunjuk yang dipahami melalui puasa (alshiyam) dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam.

salam

keterangan bapak banyak sekali andaian dia seolah bapak masih belum yakin dgn apa yg bapak perolihi dari siyam bapak .

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan
bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut

bukan jangan langsung sepatutnya tiada lagi sebab tuhan telah mengkoreksi madsud puasa kepada tidak berkata2 .

lagi pun mana mungkin setelah di koreksi kata puasa masih muncul di ayat2 lain .

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ini bagi saya jalan al quran , bukan jalan kamus . bahasa arab lagi la terperinci , satu huruf pun boleh berdiri sendiri .

Baik, kita gunakan Alquran.

En Othman berpendapat bahwa puasa adalah antara lain:

menahan makan dan minum.

Quote :

tidak makan/minum
tidak berkata2
tidak berhubungan seks
tidak marah
tidak emosi
tidak berbohong

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma
yang secara kebahasaan mencakup arti:
menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas.

Ayat mana yang menyatakan hal tersebut?

sila bapak rujuk kamus bapak, bukankah dari asalnya kata menahan dari gerak ... kuda yg berhenti , air yg berhenti mengalir dan makan juga akan berhenti bila kita menahan makan ... sangat jelas .

Merujuk ke Lane Lexicon:

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Shawman = menahan diri dari tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melaksanakan sawman (19.26), maka kepadanya diperintahkan makan kurma (merujuk 19.25) dan diperintahkan minum air (merujuk 19.24).

Puasa yang diperintahkan (ditetapkan/diwajibkan/kutiba) kepada orang beriman masa kini dan masa lalu ada alshiyam (2.183).

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Karena tidak ada penjelasan kamus tentang kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia, maka kata tersebut harus dipahami sebagai terma Alquran.

Alshiyam dijelaskan dalam Alquran sebagai:

meminta jawaban kepada Allah (2. 186)
mencari ketetapan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum (2.187).

Dalam 2.188 jelas dapat dibaca bahwa makan tidak harus yang masuk ke dalam mulut. Demikian pula dalam 2.93, di situ ada kata usribu yang tidak berarti minuman yang masuk ke dalam mulut.

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut.

Untuk menentukan apakah makan (kulu) dan minum (usribu) adalah nutrisi fisik atau bukan nutrisi fisik, dapat diketahui dari objek yang dimakan.

Dalam 2.183-2.187, di situ tidak ada objek makan dan objek minum yang dapat dipahami sebagai nutrisi fisik yang dapat dimasukkan ke dalam mulut.

Dalam 2.183-187, di situ hanya ada kata petunjuk, penjelasan dan pembeda yang jika dimakan dan diminum (dicerna) dalam upaya memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya, maka hal tersebut akan membuat orang beriman menjadi bertakwa sebagai tujuan dari puasa (alshiyam), jika petunjuk yang dipahami melalui puasa (alshiyam) dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam.

salam

keterangan bapak banyak sekali andaian dia seolah bapak masih belum yakin dgn apa yg bapak perolihi dari siyam bapak .

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut

bukan jangan langsung sepatutnya tiada lagi sebab tuhan telah mengkoreksi madsud puasa kepada tidak berkata2 .

lagi pun mana mungkin setelah di koreksi kata puasa masih muncul di ayat2 lain .

Saya kurang menangkap maksud en Othman.

Tolong diperjelas. Terima kasih.

Salam.

Juang wrote:

Apa yang dikitabkan tentang cara puasa orang terdahulu adalah makan dan minum dan segarkan diri kemudian menahan daripada berbicara untuk memahami Peringatan Allah.

Ya, itulah yang dimaksud dengan puasa (alshiyam).

Salam.

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ini bagi saya jalan al quran , bukan jalan kamus . bahasa arab lagi la terperinci , satu huruf pun boleh berdiri sendiri .

Baik, kita gunakan Alquran.

En Othman berpendapat bahwa puasa adalah antara lain:

menahan makan dan minum.

Quote :

tidak makan/minum
tidak berkata2
tidak berhubungan seks
tidak marah
tidak emosi
tidak berbohong

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma
yang secara kebahasaan mencakup arti:
menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas.

Ayat mana yang menyatakan hal tersebut?

sila bapak rujuk kamus bapak, bukankah dari asalnya kata menahan dari gerak ... kuda yg berhenti , air yg berhenti mengalir dan makan juga akan berhenti bila kita menahan makan ... sangat jelas .

Merujuk ke Lane Lexicon:

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Shawman = menahan diri dari tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melaksanakan sawman (19.26), maka kepadanya diperintahkan makan kurma (merujuk 19.25) dan diperintahkan minum air (merujuk 19.24).

Puasa yang diperintahkan (ditetapkan/diwajibkan/kutiba) kepada orang beriman masa kini dan masa lalu ada alshiyam (2.183).

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Karena tidak ada penjelasan kamus tentang kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia, maka kata tersebut harus dipahami sebagai terma Alquran.

Alshiyam dijelaskan dalam Alquran sebagai:

meminta jawaban kepada Allah (2. 186)
mencari ketetapan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum (2.187).

Dalam 2.188 jelas dapat dibaca bahwa makan tidak harus yang masuk ke dalam mulut. Demikian pula dalam 2.93, di situ ada kata usribu yang tidak berarti minuman yang masuk ke dalam mulut.

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut.

Untuk menentukan apakah makan (kulu) dan minum (usribu) adalah nutrisi fisik atau bukan nutrisi fisik, dapat diketahui dari objek yang dimakan.

Dalam 2.183-2.187, di situ tidak ada objek makan dan objek minum yang dapat dipahami sebagai nutrisi fisik yang dapat dimasukkan ke dalam mulut.

Dalam 2.183-187, di situ hanya ada kata petunjuk, penjelasan dan pembeda yang jika dimakan dan diminum (dicerna) dalam upaya memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya, maka hal tersebut akan membuat orang beriman menjadi bertakwa sebagai tujuan dari puasa (alshiyam), jika petunjuk yang dipahami melalui puasa (alshiyam) dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam.

salam

keterangan bapak banyak sekali andaian dia seolah bapak masih belum yakin dgn apa yg bapak perolihi dari siyam bapak .

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut

bukan jangan langsung sepatutnya tiada lagi sebab tuhan telah mengkoreksi madsud puasa kepada tidak berkata2 .

lagi pun mana mungkin setelah di koreksi kata puasa masih muncul di ayat2 lain .

Saya kurang menangkap maksud en Othman.

Tolong diperjelas. Terima kasih.

Salam.

salam

sebelum puasa mariam maka puasa ialah tidak makan dan minum.

selepas di koreksi puasa berubah .. bukan lagi makan dan minum

al baqarah masih guna kata puasa dan makan dan minum seolah tidak ada hubungan dgn pengkoreksian puasa mariam .

othman wrote:

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

Untuk kata makan dan minum (kulu dan usribu) dapat dikatakan simbolik,

tetapi perintah dalam kaitan puasa (ashiyam):

mintalah jawaban kepadaKu (2.186), dan

carilah apa-apa yang yang Allah tetapkan atas kamu (2.187)

jauh lebih jelas dan bukan simbolik,

dan memperjelas dan menguatkan apa yang dimaksud dengan perintah makan dan minum dalam 2.187.

othman wrote:

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Nabi Isa mempuasakan Maryam (19.26).

Salam.

Fiza wrote:

Puasa bagi anda boleh makan dan minum, menyegarkan diri, tetapi tidak boleh bercakap, jadi apa keuzurannya pada orang sakit? orang sakit biasanya memang kurang bercakap.

Makan dan minum nutrisi fisik adalah hal yang selalu dilakukan setiap hari.

Makan dan minum nutrisi fisik diperintahkan (19.26, 19.25, 19.24) untuk mengoreksi cara berpuasa (shawman) yang umum dilakukan manusia, termasuk yang dilakukan umat beragama Islam sekarang.

Tidak boleh bercakap hanyalah kondisi yang diperlukan agar lebih konsentrasi untuk melaksanakan perintah:

meminta jawabanNya (2.186)
mencari apa-apa yang ditetapkan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum atau hadam (2.187).

Keuzuran dari orang yang sakit adalah karena mereka akan sangat kepayahan atau tidak dapat melaksanakan ketiga perintah tersebut di atas.

Pada pendapat Sdr. Apakah hukum bagi orang yang mengengkari Ayat 2:183 itu?

faried wrote:

othman wrote:

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

Untuk kata makan dan minum (kulu dan usribu) dapat dikatakan simbolik,

tetapi perintah dalam kaitan puasa (ashiyam):

mintalah jawaban kepadaKu (2.186), dan

carilah apa-apa yang yang Allah tetapkan atas kamu (2.187)

jauh lebih jelas dan bukan simbolik,

dan memperjelas dan menguatkan apa yang dimaksud dengan perintah makan dan minum dalam 2.187.

othman wrote:

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Nabi Isa mempuasakan Maryam (19.26).

Salam.

salam

sebab tu lah tuhan kata al quran bukan syair .

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata
shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata
shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

kuda yg tidak mau makan rumput

apakah kuda punya bahasa sendiri .

terhimpun dari kuda tidak mau makan ialah

kuda
tidak mau
makan

kuda - jelas
makan - jelas

tidak mau jadi dari akar, ini lah timbulnya madsud. tidak mau ialah puas . kata perbuatan jadi puasa .

orang melayu dulu dah pandai bukan main terjemah sahaja.

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ini bagi saya jalan al quran , bukan jalan kamus . bahasa arab lagi la terperinci , satu huruf pun boleh berdiri sendiri .

Baik, kita gunakan Alquran.

En Othman berpendapat bahwa puasa adalah antara lain:

menahan makan dan minum.

Quote :

tidak makan/minum
tidak berkata2
tidak berhubungan seks
tidak marah
tidak emosi
tidak berbohong

Dalam al-Quran, kata-kata puasa memakai kata bahasa Arab dari akar kata sha-wa-ma
yang secara kebahasaan mencakup arti:
menahan, berhenti atau diam, tidak melakukan aktifitas.

Ayat mana yang menyatakan hal tersebut?

sila bapak rujuk kamus bapak, bukankah dari asalnya kata menahan dari gerak ... kuda yg berhenti , air yg berhenti mengalir dan makan juga akan berhenti bila kita menahan makan ... sangat jelas .

Merujuk ke Lane Lexicon:

www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000473.pdf
www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume4/00000474.pdf

Shawman = menahan diri dari tidak makan dan tidak minum.

Ketika Maryam bermaksud melaksanakan sawman (19.26), maka kepadanya diperintahkan makan kurma (merujuk 19.25) dan diperintahkan minum air (merujuk 19.24).

Puasa yang diperintahkan (ditetapkan/diwajibkan/kutiba) kepada orang beriman masa kini dan masa lalu ada alshiyam (2.183).

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Karena tidak ada penjelasan kamus tentang kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia, maka kata tersebut harus dipahami sebagai terma Alquran.

Alshiyam dijelaskan dalam Alquran sebagai:

meminta jawaban kepada Allah (2. 186)
mencari ketetapan Allah atas orang beriman (2.187)
makan dan minum (2.187).

Dalam 2.188 jelas dapat dibaca bahwa makan tidak harus yang masuk ke dalam mulut. Demikian pula dalam 2.93, di situ ada kata usribu yang tidak berarti minuman yang masuk ke dalam mulut.

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut.

Untuk menentukan apakah makan (kulu) dan minum (usribu) adalah nutrisi fisik atau bukan nutrisi fisik, dapat diketahui dari objek yang dimakan.

Dalam 2.183-2.187, di situ tidak ada objek makan dan objek minum yang dapat dipahami sebagai nutrisi fisik yang dapat dimasukkan ke dalam mulut.

Dalam 2.183-187, di situ hanya ada kata petunjuk, penjelasan dan pembeda yang jika dimakan dan diminum (dicerna) dalam upaya memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya, maka hal tersebut akan membuat orang beriman menjadi bertakwa sebagai tujuan dari puasa (alshiyam), jika petunjuk yang dipahami melalui puasa (alshiyam) dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

keterangan bapak banyak sekali andaian dia seolah bapak masih belum yakin dgn apa yg bapak perolihi dari siyam bapak .

Kerena itu kata makan dan minum dalam 2.187 jangan langsung dipastikan bahwa makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk ke dalam mulut

bukan jangan langsung sepatutnya tiada lagi sebab tuhan telah mengkoreksi madsud puasa kepada tidak berkata2 .

lagi pun mana mungkin setelah di koreksi kata puasa masih muncul di ayat2 lain .

Saya kurang menangkap maksud en Othman.

Tolong diperjelas. Terima kasih.

sebelum puasa mariam maka puasa ialah tidak makan dan minum.

selepas di koreksi puasa berubah .. bukan lagi makan dan minum

Pada jaman Maryam, puasa (shawman) sama dengan jaman sekarang, yaitu tidak makan dan tidak minum nutrisi fisik yang masuk lewat mulut, sebagaimana dinyatakan dalam 19.26 yang dicontohkan sebagai kurma (19.25) dan yang dicontohkan sebagai air (19.24).

Setelah dikoreksi, maka puasa (alshiyam) boleh makan dan minum nutrisi fisik yang masuk lewat mulut.

othman wrote:

al baqarah masih guna kata puasa dan makan dan minum seolah tidak ada hubungan dgn pengkoreksian puasa mariam .

Puasa dalam Albaqarah adalah alshiyam.

Perintah makan dan minum dalam 2.187 bukan perintah makan dan minum nutrisi fisik yang masuk lewat mulut,

tetapi

makan dan minum atau hadam yang berkaitan dengan Alquran sebagai petunjuk, penjelasan dan pembeda yang masuk lewat pikiran turun ke hati.

Antara makan dan minum dalam surah Maryam dan surah Albaqarah sangat berhubungan (relevan).

Makan dan minum atau hadap yang berkaitan dengan Alquran sebagai petunjuk, penjelasan dan pembeda yang masuk lewat pikiran turun ke hati yang memerlukan banyak energi/kalori untuk mendukung kerja otak berpikir memahami petunjuk dalam Alquran (2.186-187),

sehingga

harus didukung dengan pasokan (supply) makanan dan minuman nutrisi fisik yang masuk lewat mulut (19.26, 19.25, 19.24).

Mencerna/hadam Alquran sangat sulit dilakukan dalam keadaan fisik/tubuh lapar dan dahaga.

Salam.

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

Untuk kata makan dan minum (kulu dan usribu) dapat dikatakan simbolik,

tetapi perintah dalam kaitan puasa (ashiyam):

mintalah jawaban kepadaKu (2.186), dan

carilah apa-apa yang yang Allah tetapkan atas kamu (2.187)

jauh lebih jelas dan bukan simbolik,

dan memperjelas dan menguatkan apa yang dimaksud dengan perintah makan dan minum dalam 2.187.

othman wrote:

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Nabi Isa mempuasakan Maryam (19.26).

sebab tu lah tuhan kata al quran bukan syair .

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata
shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

kuda yg tidak mau makan rumput

apakah kuda punya bahasa sendiri .

terhimpun dari kuda tidak mau makan ialah

kuda
tidak mau
makan

kuda - jelas
makan - jelas

tidak mau jadi dari akar, ini lah timbulnya madsud. tidak mau ialah puas . kata perbuatan jadi puasa .

orang melayu dulu dah pandai bukan main terjemah sahaja.

Dapat saja dipahami demikian, jika manusia = kuda.

Salam.

Saya fahamkan itu adalah pendapat Faried sendiri selagi tidak dibuktikan amalan itu adalah dari Nabi Saw.
Saya hormati kepercayaan akal anda. Sekadar bertanya boleh Faried memberitahu bagaimana amalan puasa anda pada bulan Ramadan yang bakal tiba ini?

Fiza wrote:

Saya fahamkan itu adalah pendapat Faried sendiri selagi tidak dibuktikan amalan itu adalah dari Nabi Saw.

Jika anda lebih memilih cara berpuasa versi Riwayat dan Bibel, tentu saja itu adalah hak penuh anda,

tetapi

jangan rendahkan Alquran dengan menyamakannya = pendapat saya.

Tolong juga saya dikoreksi dan dikritik jika saya menyamakan pendapat saya = petunjuk Allah dalam Alquran. Terima kasih.

Fiza wrote:

Saya hormati kepercayaan akal anda. Sekadar bertanya boleh Faried memberitahu bagaimana amalan puasa anda pada bulan Ramadan yang bakal tiba ini?

Amalan puasa saya adalah:

Tetap makan dan minum nutrisi fisik yang lewat mulut (19.26, 19.25, 19.24)

Tidak berbicara kepada manusia (19.26)

Tidak melakukan perjalanan (2.184, 2.185)

Tidak dalam keadaan sakit (2.184, 2.185)

Meminta jawabanNya (2.186)
Mencari apa-apa yang Allah tetapkan/wajibkan (kataba) atas orang-orang yang beriman (2.187)
Makan dan minum atau hadam Alquran (2.187, 2.185).

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

Untuk kata makan dan minum (kulu dan usribu) dapat dikatakan simbolik,

tetapi perintah dalam kaitan puasa (ashiyam):

mintalah jawaban kepadaKu (2.186), dan

carilah apa-apa yang yang Allah tetapkan atas kamu (2.187)

jauh lebih jelas dan bukan simbolik,

dan memperjelas dan menguatkan apa yang dimaksud dengan perintah makan dan minum dalam 2.187.

othman wrote:

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Nabi Isa mempuasakan Maryam (19.26).

sebab tu lah tuhan kata al quran bukan syair .

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata
shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

kuda yg tidak mau makan rumput

apakah kuda punya bahasa sendiri .

terhimpun dari kuda tidak mau makan ialah

kuda
tidak mau
makan

kuda - jelas
makan - jelas

tidak mau jadi dari akar, ini lah timbulnya madsud. tidak mau ialah puas . kata perbuatan jadi puasa .

orang melayu dulu dah pandai bukan main terjemah sahaja.

Dapat saja dipahami demikian, jika manusia = kuda.

Salam.

salam

ya , jika manusia menahan makan . manusia tidak mau makan .

jika kuda tidak mahu berlari jugak dikata kan puasa jugak . cubak lihat kamus kamu dan ambil lain contoh yg banyak menggambarkan keadaan menahan sesuatu .

jika puasa = menahan diri maka ayat2 lain yg ada perkataan puasa dan makan dan minum tak ada simbolik pun. tak ada lah quran tu macam syair , nak kena makan al quran la ,,,,

Salam,

Dalam Al-Quran dah jelas dalam puasa itu disuruh makan dan minum dan segarkan diri. Hanya dalam bible saja yang kata puasa itu tidak makan dan tidak minum.

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

faried wrote:

othman wrote:

ada sahabat kita bagi tau puasa sekarang telah di koreksi kepada tidak
berkata2 tetapi memakan dan minum al quran , di cerna sehingga al quran
itu dapat berkata2 sebagaimana yg di kata nabi isa . kalau solat
sekadar membaca quran tetapi puasa lebih sikit , kena makan dan di
hadhamkan . simbolik sungguh makna dia .

Untuk kata makan dan minum (kulu dan usribu) dapat dikatakan simbolik,

tetapi perintah dalam kaitan puasa (ashiyam):

mintalah jawaban kepadaKu (2.186), dan

carilah apa-apa yang yang Allah tetapkan atas kamu (2.187)

jauh lebih jelas dan bukan simbolik,

dan memperjelas dan menguatkan apa yang dimaksud dengan perintah makan dan minum dalam 2.187.

othman wrote:

aku pun tak paham . kalau nabi boleh mensalatkan tentu jugak nabi boleh mempuasakan jugak . satu dgn cara berkata2 dan satu lagi dgn diam . logik jugak , kalau kita berkata2 macama benda ketiga boleh berkata2 dgn kita sebab kita boleh berkomunikasi sehala sahaja.

Nabi Isa mempuasakan Maryam (19.26).

sebab tu lah tuhan kata al quran bukan syair .

Tidak ada penjelasan kamus tentang arti kata shiyam yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Dalam kamus, kata
shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

kuda yg tidak mau makan rumput

apakah kuda punya bahasa sendiri .

terhimpun dari kuda tidak mau makan ialah

kuda
tidak mau
makan

kuda - jelas
makan - jelas

tidak mau jadi dari akar, ini lah timbulnya madsud. tidak mau ialah puas . kata perbuatan jadi puasa .

orang melayu dulu dah pandai bukan main terjemah sahaja.

Dapat saja dipahami demikian, jika manusia = kuda.

ya , jika manusia menahan makan . manusia tidak mau makan .

jika kuda tidak mahu berlari jugak dikata kan puasa jugak . cubak lihat kamus kamu dan ambil lain contoh yg banyak menggambarkan keadaan menahan sesuatu .

jika puasa = menahan diri maka ayat2 lain yg ada perkataan puasa dan makan dan minum tak ada simbolik pun. tak ada lah quran tu macam syair , nak kena makan al quran la ,,,,

Maksud saya ada kata digunakan untuk kuda, dan ada kata digunakan untuk manusia.

Dalam kamus, shawm digunakan untuk manusia yang berpantang makan

dan

shiyam digunakan untuk kuda yang tidak mau makan rumput.

Jika en Othman menggunakan kata shiyam dalam arti berpantang untuk makan makanan (food),

maka

en Othman menyamakan manusia dengan kuda.

Contoh dalam bahasa Melayu:

Makanan untuk manusia disebut pangan (food)

dan

makanan untuk ternak disebut pakan (feed).

Kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan.

Alquran sangat cermat menggunakan kata, sehingga memudahkan untuk memahami petunjuk yang terkandung di dalamnya.

Tolong en Othman beritau dalam kamus apa tercantum:

Shiyam = manusia yang berpantang/menahan untuk makan?

Salam.

Sekadar ingin bertanya pada Sdr Faried,

Adakah haram bagi sdr bercakap mulai waktu subuh hingga malam? Adakah batal puasa sdr dan berdosa jika saudara bercakap diwaktu berpuasa. Minta dijelaskan hukum Allah yang anda percayai disini.

Adakah anda tidak boleh melakukan perjalanan ketika puasa. Perjalanan macamana? Berapa jauh dari rumah? Atau haram bagi anda keluar rumah pada siang hari. Bagaimana anda mahu mentaati perintah Allah ini. Jangan mengikut kehendak sendiri sebaliknya apa yang dikehendaki Allah.. Sila jelaskan

.

Fiza wrote:

Sekadar ingin bertanya pada Sdr Faried,

Adakah haram bagi sdr bercakap mulai waktu subuh hingga malam? Adakah batal puasa sdr dan berdosa jika saudara bercakap diwaktu berpuasa. Minta dijelaskan hukum Allah yang anda percayai disini.

Puasa adalah berkata (qoolee) kepada albashari dan tidak berbicara (lan okallima) dengan insiyyan.

Jadi pada waktu berpuasa, ketika tidak berbicara dengan albashari maka boleh berbicara dengan insiyyan.

Aturan Allah tidaklah susah.

Manusia saja yang sering mengada-ada yang membuat aturan Allah menjadi susah.

Quote :

19:26 (Malay) "Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: ""Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini""."

Fakulee waishrabee waqarree AAaynan faimma tarayinna mina albashari ahadan faqoolee innee nathartu lilrrahmani sawman falan okallima alyawma insiyyan

Fiza wrote:

Adakah anda tidak boleh melakukan perjalanan ketika puasa. Perjalanan macamana? Berapa jauh dari rumah? Atau haram bagi anda keluar rumah pada siang hari. Bagaimana anda mahu mentaati perintah Allah ini. Jangan mengikut kehendak sendiri sebaliknya apa yang dikehendaki Allah.. Sila jelaskan.

Silakan disimak dan dicermati 2.184 dan 2.185.

Man yang ada dalam kedua ayat tersebut jelas sekali artinya.

Man = barangsiapa = siapa saja = siapa pun.

Jadi tanpa kecuali.

Setiap orang yang masih perlu melakukan perjalanan, yaitu perjalanan apa saja tanpa kecuali, maka puasanya harus ditangguhkan.

Quote :

2:184 (Malay) (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Ayyaman maAAdoodatin faman kana minkum mareedan aw AAala safarin faAAiddatun min ayyamin okhara waAAala allatheena yuteeqoonahu fidyatun taAAamu miskeenin faman tatawwaAAa khayran fahuwa khayrun lahu waan tasoomoo khayrun lakum in kuntum taAAlamoona

2:185 (Malay) (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Shahru ramadana allathee onzila feehi alquranu hudan lilnnasi wabayyinatin mina alhuda waalfurqani faman shahida minkumu alshshahra falyasumhu waman kana mareedan aw AAala safarin faAAiddatun min ayyamin okhara yureedu Allahu bikumu alyusra wala yureedu bikumu alAAusra walitukmiloo alAAiddata walitukabbiroo Allaha AAala ma hadakum walaAAallakum tashkuroona

Kebanyakan orang harus berjalan setiap hari, karena jika tidak melakukan perjalanan maka urusan/bisnis akan terganggu dan tidak mendapat uang, sehingga tentu saja bagi mereka boleh untuk tidak berpuasa.

Allah menghendaki kemudahan, dan Allah tidak menghendaki kesulitan:

Quote :

2:185 (Malay)...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu....

...yureedu Allahu bikumu alyusra wala yureedu bikumu alAAusra...